Saturday 11 November 2017

Sikap saling memahami forex


PENGERTIAN SIKAP DAN PERILAKU A. Sikap Ada beberapa pengertian tentang sikap (atitude) dan perilaku (comportamento) menurutbeberapa sumber diantaranya: Carl Jung seorang ahli yang membahas tentang sikap. Ia mendefinisikan tentang sikapsebagai kesiapan dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu. Sikapsering muncul dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari. Sumber di wikipedia. org menjelaskan sikap adalah perasaan seseorang tentangobyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yangmerepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu. Seseorang chatice menjadi ambivalen terhadap suatu alvo, yang berarti ia terusmengalami postigo positif dan negatif terhadap sikap tertentu. Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian. Sikap dikembangkan dalam modelo de tiga, yaitu afeksi, kecenderungan perilaku, dan kognisi. Responde afektif adalah respon fisiologisyang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalahindikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif adalah pengevaluasian secarakognitif terhadap suatu objek sikap. Kebanyakan sikap individu adalah hasil belajar sosial dari lingkungannya. Bisa terdapat kaitan antara sikap dan perilaku seseorang walaupun tergantung padafaktor lain, yang kadang bersifat irasional. Sebagai contoh, seseorang yang menganggappenting transfusi darah belum tentu mendonorkan darahnya. Hal ini masuk akal bila orangtersebut takut melihat darah, yang akan menjelaskan irasionalitas tadi. Sikap dapat mengalami perubahan sebagai akibat dari pengalaman. Tesser (1993) berargumen bahwa faktor bawaan dapat mempengaruhi sikap tapi secara tidak langsung. Sebagai contoh, bila seseorang terlahir dengan kecenderungan menjadi ekstrovert, makasikapnya terhadap suatu jenis musik akan terpengaruhi. Sikap seseorang juga dapat berubahakibat bujukan. Hal ini bisa terlihat saat iklan atau kampanye mempengaruhi seseorang. Lou Holtz berpendapat A habilidade é o que você é capaz de fazer. Motivação determina o que você faz. Atitude determina o quão bem você faz isso. (Kemampuan adalah apayang Anda mampu lakukan. Motivasi menentukan apa yang Anda lakukan. Sikapmenentukan seberapa baik Anda melakukannya.) Funmi Wale-Adegbite berpendapat 8220Successo é 80 atitude e 20 aptidão. (Sukses adalah 80 sikap dan 20 bakat) Diktat pada mata kuliah Psikologi Umum Jurusan Psikologi Pendidikan DanBimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonésia, perilaku adalahsegenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dariperilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak, dari yang paling dirasakan sampaiyang paling tidak dirasakan. (Sikap adalah suatu hal kecil, tetapi dapat menciptakan perbedaan yang besar). Sikapberperan sangat penting terhadap kesuksesan atau kebahagiaan seseorang. Sejumlah ilmuwandari universitas terkemuka di dunia mengungkapkan bahwa manusia dapat menggalipotensinya secara lebih mendalam dan luas dengan sikap yang positif. Berdasarkan hasilpenelitian terhadap ribuan orang-orang yang sukses dan terpelajar, berhasil disimpulkanbahwa 85 kesuksesan dari tiap-tiap individu dipengaruhi oleh sikap. Sedangkankemampuan atau experiência técnica hanya berperan pada 15 sisanya. Faktor-Faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam upayapengendalian penyakit gripe burgan Penelitian tentang factor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam upaya pengendalianpenyakit flu burung di kecamatan Bogor Utara. Tujuan umum penelitian ini adalah ingin mengetahui faktorfaktorapa saja yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dalam upaya pengendalian flu burung diKecamatan Bogor Utara. Sedangkan tujuan khususnya antara lain. i) Ingin mengetahui perilaku masyarakatdalam upaya pengendalian Flu Burung ii) Ingin mengetahui apakah Faktor Pendidikan memiliki pengaruhterhadap perilaku Masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit burung gripe iii) Ingin mengetahui apakahfaktor pengetahuan memiliki pengaruh terhadap perilaku Masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit gripe burung iv) Ingin mengetahui apakah Faktor sikap memiliki pengaruh terhadap perilaku Masyarakat dalamupaya pengendalian penyakit gripe burung v) Ingin mengetahui apakah Faktor penghasilan memiliki pengaruhterhadap perilaku Masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit gripe burung vi) Ingin mengetahui apakahfaktor pengalaman memiliki pengaruh terhadap perilaku Masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit gripe burung vii) Ingin mengetahui apakah Faktor akses terhadap informasi memiliki pengaruh terhadap perilakumasyarakat dalam upaya pengendalian penyakit gripe burung viii) Ingin mengetahui apakah penyuluhanmemiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dala M upaya pengendalian penyakit gripe burgan ix) Inginmengetahui apakah faktor sarana dan prasarana memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat dalamupaya pengendalian penyakit flu burung. Teoría Secar Kegunaana. 1) sebagai sumbangan penting dan dapatmemperluas wawasan bagi kajian ilmu kesehatan hewan dalam mencegah terjadinya pandemi di negara kita. 2) sebagai sumbangan penting dan dapat memperluas wawasan bagi kajian ilmu kesehatan hewan yangmenyangkut pencegahan dini penyakit Flu burung Kegunaan secara praktis. Hasil penelitian ini dapatdijadikan masukan bagi Pemerintah khususnya Dinas Agribisnis Kota Bogor untuk merencanakan programpengendalian penyakit Flu burung agar kota Bogor menjadi wilayah bebas Flu burung. Penelitian inidilakukan di Kecamatan Bogor Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai yangbersifat deskriptif dengan sampel sebanyak 200 orang pemilik unggas dan menggunakan analisis regresi dengan SPSS 10. Hasil penelitian ditemukan bahwa besarnya pengaruh secara simultan antara pengetahuan, pendidikan, sikap dan sarana prasarana terhadap perilaku pemilik unggas adalah sebesar 34,1 Dan sisanya65.9 ditentukan oleh variabel lain. Sedangkan untuk besar kecilnya pengaruh ditentukan oleh nilaikoefisien korelasi langsung (koefisien p). Dari hasil penelitian ini 1) besarnya pengaruh variabel pengetahuan terhadap perilaku pemilik unggas adalah 0,007 sedangkan tingkat signifikan koefisien korelasimenghasilkan angka 0,915. Karena probabilitas lebih besar dari 0,05 maka pengaruh antara variabelpengetahuan dengan perilaku pemilik unggas tidak signifikan. 2) besarnya pengaruh variabel pendidikan terhadap perilaku pemilik unggas adalah 0,048 sedangkan tingkat signifikan koefisien korelasi menghasilkan angka 0,423. Karena probabilitas lebih besar dari 0,05 maka pengaruh antara variabelpendidikan dengan perilaku pemilik unggas tidak signifikan. 3) besarnya pengaruh variabel sikap terhadapperilaku pemilik unggas adalah 0,229 sedangkan tingkat signifikan koefisien korelasi menghasilkan angka0,000. Karena probabilitas jauh dibawah 0,01 atau 0,05 maka pengaruh antara variabel sikap dengan perilaku pemilik unggas sangat signifikan. 4) besarnya pengaruh variabel sarana prasarana terhadap perilakupemilik unggas adalah 0,461 sedangkan tingkat signikan koefisien korelasi menghasilkan angka 0,000.Karena probabilitas jauh dibawah 0,01 atau 0,05 maka pengaruh antara variabel sikap dengan perilakupemilik unggas sangat signifikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemilik unggas dalam upayapengendalian penyakit flu burung dipengaruhi oleh 1) faktor predisposisi (fatores predispositivos) melalui variabel penghasillan, pengalaman, pendidikan, pengetahuan dan sikap. 2) faktor pemungkin (Fatores de habilitação) melalui variabel sarana dan prasarana, 3) faktor penguat (Fatores de reforço) yang dapat diukurmelalui Undang-Undang atau Peraturan-Peraturan, pemberdayaan masyarakat melalui kaderisasi vaksinatoryang dalam penelitian ini hanya dilakukan dengan menggunakan dados kualitatif serta 4) promosi Kesehatan (promoção da saúde) yang diukur melalui variabel penyuluhan dan akses informasi, hal ini menguatkan teoriGreen tentang perilaku kesehatan yang digunakan sebagai landasan teori. Saran yang diberikan penulis: Untuk mengendalikan penyakit gripe burung ini diperlukan upaya peningkatan sosialisasi agar masyarakatmau berperilaku positif terhadap pengendalian flu burung, Perlu ditingkatkan penyebaran informasi dengancara melakukan sosialisasi dan penyuluhan secara terus menerus dalam pencegahan dan penanggulanganpenyakit Flu burung ini. Mengembangkan peran serta masyarakat dalam pencegahan secara dini griud burungtersebut. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat faktor penguat (fatores de reforço) berpengaruh terhadap perilaku yang belum ada di dalam modelo analisa pada penelitian ini. Nilai Budaya Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Banyak pendapat yang menjelaskan tentang Budaya. Salah satu pengertian Budaya adalah segala nilai, pemikiran, símbolo yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan dalam masyarakat. Budaya juga dapat diartikan sebagai seperangkat pola perilaku secara social yang diteruskan melalui bahasa, simbolo, dan cara-cara lain em satu generasi ke generasi berikutnya dalam masyarakat tertentu. Budaya memiliki aspek-aspek yang terdiri atas área fungsional berupa ekologi, yang merupakan sistema adaptatasi pada habitat atau lingkungan. Kemudian Struktur social juga merupakan aspek budaya yang merupakan wilayah yang berfungsi sebagai penjaga ketertiban kehidupan social. Ideologi juga merupakan aspek budaya yang merupakan karakteristik mental dari orang-orang dalam suatu masyarakat dan cara-cara mereka berhubungan dengan lingkungan dan kelompok social lainnya. Budaya juga memiliki unsur-unsur seperti Nilai. Nilai adalah kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau suatu masyarakat. Nilai bisa berarti sebuah kepercayaan tentang suatu hal, seperti halnya warna. Misalnya warna merah bagi bangsa China berarti keberuntungan. Bagi bangsa Indonésia berarti Berani. Sedangkan di Inggris, merah berarti bahaya. Nilai mempengaruhi sikap seseorang, dan sikap mempengaruhi perilaku. Nilai-nilai yang dianut di Indonésia banyak sekali diantaranya adalah Laki-laki adalah kepala keluarga, orang tua dan orang yang lebih tua harus dihormati, hamil diluar nikah aib, dan sebagainya. Dalam perkembangannya pemahaman nilai-nilai tersebut mengalami distorsi seperti pemahaman banyak anak banyak rejeki telah berubah karena programa adanya Keluarga Berncana menjadi Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Dahulu Perempuan memakai kain jarik karena memakai celana panjang dianggap kurang etis, namun sekarang semakin banyak perempuan yang menggunakan celana panjang. Norma. Norma lebih spesifik daripada nilai. Norma adalah aturan dalam masyarakat tentang sikap baik dan buruk, perintah dan larangan. Norma terdiri dari dua macam yakni Norma Resmi, yaitu norma yang disepakati berdasarkan aturan pemerintah dan ketatanegaraan, biasanya berbentuk undang-undang. Jika dilanggar akan dikenai sangsi. Yang kedua adalah Norma tidak resmi. Norma ini lahir dan berada dalam budaya sehingga dipahami untuk dijalankan jika orang tersebut berinteraksi dengan orang-orang e budaya yang sama. Norma tidak resmi ini terdiri dari tiga jenis yaitu Kebiasaan, Larangan dan Konvensi. Simbol. Simbol adalah segala sesuatu (benda, nama, warna, konsep) yang memiliki arti penting lainnya (makna budaya yang diinginkan) seperti Mobil Kijang, merek mobil Toyota, Panther merek mobil Isuzu, Kuda merk mobil Mitsubishi, Kuku Bima adalah jamu kuat lelaki. Ada enam dimensi nilai budaya pada berbagai budaya yang berbeda yaitu Dimensi Individual versus Kolektif. Ada budaya yang mementingkan nilai-nilai individual dibandingkan nilai-nilai masyarakat, dan ada juga budaya yang mementingkan nilai-nilai kelompok dari pada nilai individual. Dimensi Maskulinitas versus Feminitas. Dimensi ini memandang bagaimana peran pria melebihi peran perempuan, atau bagaimana prian dan wanita membagi peran. Kemudian Dimensi Berorientasi Waktu. Yaitu dimensi yang memandang sikap masyarakat yang berperilaku dengan orientasi masa lalu, masa kini, atau masa depan. Dimensi yang Menghindari ketidakpastian. Yaitu budaya suatu masyarakat yang berusaha menghindari ketidakpastian dan membangun kepercayaan yang bisa menolong mereka menghadapi hal itu. Dan dimensi hubungan dengan alam. Yaitu dimensi bagaimana suatu masyarakat memperlakukan alam apakah sebagai pendominasi alam atau justru menjalin harmoni dengan alam. Ritual Ritual adalah urut-urutan tindakan yang terstandarisasi dengan diulang-ulang secara periódico sehingga membro arti yang meliputi penggunaan symbol-simbol budaya. Ritual ini dilakukan secara serius dan formal serta memerlukan intensitas yang sangat dalam dari mereka yang melakukan ritual. Biasanya acara ritual memerlukan benda-benda (artefak) yang digunakan untuk melakukan proses. Dalam kaitan perlaku konsumen, benda-benda inilah yang dapat menjadi peluang usaha. Budaya Populer Budaya Populer adalah budaya masyarakat banyak yang hamper berada di seluruh Negara. Budaya popular mudah dipahami oleh sebagian besar anggota masyarakat, karena mereka tidak memerlukan pengetahuan yang khusus untuk memahamibudaya ini popular. Budaya popular dapat dibeli dengan mudah, karenanya budaya popular inilah yang lebih banyak mempengaruhi perilaku konsumen. Banyak sekali contoh budaya popular seperti Iklan, TV, Rádio, Musik, Modo pakaian, Asesoris, Jogos, Filmes, computador, twtter, facebook, internet, web, blog, dan masih banyak lagi. Dengan budaya Populer inilah, perilaku konsumen lebih dapat diamati dan di segmentasi sehinga para pemasar akan lebih mudah membidik sesuai dengan budaya yang sedang popular. Seperti twitter do facebook sekarang dijadikan sarana promosi yang murah dan sangat luas. KARAKTERISTIK DAN PERILAKU MANUSIA Karakteristik dan Hakikat Manusia Unsur manusia adalah unsur yang paling vital di dalam organisasi. Ia dapat menggagalkan dan mendukung keberhasilan usaha pencapaian tujuan organisasi. Hal ini disebabkan oleh sifat yang unik dalam diri manusia. Manusia memiliki perbedaan masing-masing, yang disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan, latar belakang, aspirasi, dll. Motivasi kerjanya juga sangat bergantung pada perbedaan-perbedaan yang khas tersebut. Oleh sebab itu, kita perlu memandang manusia secara menyeluruh, utuh, dan dalam integritas pribadi. Sikap dan Perilaku Sedikitnya ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami perilaku manusia, yaitu pendekatan kognitif, pendekatan kepuasan, dan Pendekatan psikoanalisis. Pendekatan kognitif memanfaatkan munculnya perilaku sebagai jawaban (respons) dari adanya rangsangan (estímulo) yang diterima orang-orang. Pendekatan kepuasan menunjukkan bahwa seseorang akan merasa puas apabila kebutuhannya dapat terpenuhi, dan pekerjaan yang diterimanya menarik dan menantang kemampuannya. Dari pendekatan psikoanalisis, diketahui ada tiga unsur yang dapat menyebabkan perilaku seseorang, yaitu id, ego do super ego yang masing-masing dapat saling bertentangan. Id merupakan unsur yang menyebabkan munculnya perilaku tanpa mempedulikan unsur yang lain. Akan tetapi dua unsur yang lain juga dapat saling mendukung atau saling menolak terhadap keinginan id. Interaksi ketiga unsur tersebut mengakibatkan munculnya perilaku tertentu. Teori Kepribadian Sebenarnya, masalah perilaku manusia sangat sulit diramalkan kemunculannya. Sangat bergantung kepada kepribadian yang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan faktor keturunan, yang tentu saja akan berbeda bagi masing-masing individu. Cara ia merespons terhadap rangsangan lingkungan sangat berbeda, sehingga kita sulit meramalkan perilaku, kecuali kita dapat memahami lingkungannya. Di sisi lain, ada pendekatan ciri yang dapat menunjukkan kecenderungan konsistensi perilaku seseorang, sebab ciri dianggap bagian yang membentuk kepribadian dan penunjuk perilaku. Namun pendapat ini banyak dikritik, sebab ciri tidak dapat dibuktikan secara kausal terhadap perilaku. Ciri juga tidak dapat memberikan pengertian tentang perkembangan dan dinamika kepribadian. Ciri juga tidak memberikan perhatian dengan situasi pekerjaan. Sigmund Freud mengatakan bahwa kehidupan ketika manuscrito tumbuh dari kecil mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku setelah ia dewasa, khususnya faktor-faktor ketidaksadaran. Peran dan Perilaku Dalam kehidupannya, tanpa disadari, sebenarnya masing-masing orang telah membawakan perannya, baik tunggal maupun ganda, baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah maupun di dalam organisasi. Fungsi peran di dalam organisasi sangatlah penting, agar tidak terjadi konflik dan kerancuan peran antara satu anggota dan anggota lainnya. Fungsi tersebut diperjelas dengan adanya uraian tugas (descrição do trabalho), yang menunjukkan posisi seseorang dalam organisasi, termasuk batas-batas wewenangnya, kekuasaan, hak, kewajiban, dll. Persepsi terhadap fungsi peran tersebut dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam organisasi dan kinerja individu serta kelompok atau organisasinya. BUDAYA PENGERTIA, BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA, TEORI DAN PROSES ORGANISASI Pengertian Budaya dan Pembentukan Perilaku Budaya dan Perilaku Organisasi saling terkait satu sama lain, dalam arti budaya mempengaruhi sikap dan perilaku anggota masyarakat dari mana budaya mereka berasal. Sikap dan perilaku anggota yang berasal dari budaya masyarakat tersebut terbawa ke dalam organizasi yang ia masuki. Sikap dan perilaku anggota yang khas tersebut merupakan karakteristik individu, akan mempengaruhi karakteristik organisasi sehingga akan mempengaruhi pula perilaku organisasi. Cara organizasi mencapai tujuannya bergantung kepada cara indivíduo mencapai tujuannya, yang dipengaruhi oleh budaya dari mana individu berasal. Budaya organisasi, dengan demikian, juga akan dipengaruhi oleh budaya masyarakat asal anggota. Budaya Organisasi dan Kinerja Budaya organisasi, secara operasional, akan mempengaruhi kinerja organisasi bersangkutan. Dalam budaya organisasi kuat, maka tujuan organisasi dapat dicapai secara baik. Sedangkan dalam budaya organisami yang lemah, tujuan organizasi kurang dapat dicapai dengan baik. Kuat dan lemahnya budaya organisasi dapat dilihat dari beberapa kriteria, antara lain adanya arah yang selaras antara nilai-nilai inti dan tujuan organisasi, tingkat penghayatan nilai budaya organizasi oleh para anggotanya, dan ketaatan kepada nilai budaya oleh para anggotanya. Selain itu, budaya organizasi yang kuat dapat dilihat dari cici-ciri yang disampaikan por Tom Peters dan Robert Waterman, dengan kata kunci 8220organisasi yang kuat dan unggul8221, serta memiliki visi dan misi yang jelas. Teori dan Proses Organisasi Dalam teori organizasi dapat dipahami bagaimana organisasi dapat berproses, para anggotanya saling berinteraksi, dan tetap hidup dan berkembang. Proses organisasi tidak lepas dari peranan dan perilaku setiap anggotanya dalam berinteraksi. Dalam proses tersebut ada kemungkinan terjadinya kemenduaan peranan dan konflik, yang mau tidak mau akan melibatkan kelompok untuk dapat menyelesaikan konflik tersebut. Demikian juga, kita dapat memahami perilaku organizaçà £ o de sudut pandang mikro dan makro, serta organizasi sebagai sistem dan sistem sosial. Suatu organisasi, dalam era global, mau tidak mau, harus beradaptasi dengan era global tersebut yang tentunya penuh dengan perubahan yang cepat dan persaingan yang semakin tajam. Beberapa strategi yang harus dimainkan oleh organisami agar tetap sobreviver dan berkembang, bergantung kepada beberapa hal, antara lain perubahan yang harus dilakukan dalam lingkup interno dan eksternal, disain organisasi yang adaptif dan luwes menghadapi perubahan, termasuk bagaimana organisasi dapat beroperasi secara efektif dan efisien. Bagaimana cara memotivasi orang-orangnya, peningkatan mutu dan jumlah produk perlu diperhatikan, selain kecepatan pelayanan kepada para pelanggan. Perlu memperhatikan juga perkembangan teknologi komunikasi, karena berkaitan dengan ketersediaan, keakuratan, dan kecepatan memperoleh informasi. Selain itu, kita juga sangat perlu memperhatikan sikap dan perilaku anggota organisasi dan keterkaitannya dengan kinerja. Kepuasan para anggota organisasi akan mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. GAYA KEPEMIMPINAN Perbedaan Manajer dan Pimpinan Di dalam organisasi, manajer bertugas mengelola organizasi dengan cara menggunakan kemampuan menjalankan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalianpengawasan) serta memanfaatkan unsur-unsur manajemen (manusia, material, uang, mesin, metode dan pasar ), Secara efisien dan efektif. Tugas ini dilandasi oleh aspek legalitas, artinya ada surat keputusan yang mengesahkan kewenangannya. Manajer dapat menjadi pemimpin apabila ia mampu menggerakkan bawahan di dalam organisasi tanpa menggunakan aspek legalitas yang ia miliki. Namun, pemimpin itu sendiri, adalah orang yang mempunyai kemampuan menggerakkan orang lain tanpa dilandasi oleh aspek legalitas, tetapi oleh aspek pengakuan dan kesetujuan. Gaya Kepemimpinan Salah satu faktor penentu keberhasilan mempengaruhi orang lain, adalah gaya kepemimpinan, dan kunci efektivitas gaya ini, adalah 8220mengharmonisasikan8221 kepentingan karyawan dan organizasi. Namun, permasalahan yang berpengaruh terhadap efektivitas gaya kepemimpinan, adalah bagaimana memahami unsur manuscrito yang diyakini sangat kompleks dan bagaimana mencapai tujuan organisasi melalui penyelesaian tugas-tugas. Kedua masalah tersebut dapat mempengaruhi cara manajer menerapkan pelbagai konsep gaya kepemimpinan. Kepemimpinan SituasionalKontigensi Gaya kepemimpinan akan efektif, apabila melakukan orientasi tugas dan orientasi hubungan. Reddin menambahkan lagi dengan satu orientasi, yaitu keefektifan, dengan mengacu kepada asumsi teori 8216X8217 dan 8216Y8217 yang disampaikan oleh Douglas McGregor. Dari modelo Reddin ini, kemudian dikenal ada empat gaya yang efektif dan empat gaya yang tidak efektif. Hersey dan Blanchard memberikan modelo dan gaya kepemimpinan situacional eang efektif yang didasarkan pada tingkat kematangan bawahan, yaitu dari M1 (belum dewasa) sampai dengan M4 (dewasa). Bagi orang-orang Indonésia, dikenal gaya kepemimpinan yang disampaikan por telefone Ki Hadjar Dewantoro, yang dikenal dengan konsep ing-ing-tut. Gaya kepemimpinan perlu disesuaikan dengan tingkat kematangan bawahan, mulai dari memberikan keteladanan sampai dengan mendorong bawahan agar maju dan atasan hanya memberi nasihat serta memberikan fasilitas bagi kepentingan organisasi. A. Pengertian Persepsi Sosial Menurut Brehm dan Kassin (1989), persepsi sosial adalah penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Tentu saja sangat penting, namun bukan tugas yang mudah bagi setiap orang. Tinggi, berat, bentuk tubuh, warna kulit, warna rambut, dan warna lensa mata, adalah beberapa hal yang mempengaruhi persepsi sosial. Contohnya di Amerika Serikat, wanita berambut pirang dinilai sebagai seorang yang hangat dan menyenangkan. Brems amp Kassin (dalam Lestari, 1999) mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa elemen, yaitu: a. Pessoa, yaitu orang yang menilai orang lain. B. Situação, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang untuk meniiai sesuatu. C. Comportamento, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain. Ada dua pandangan mengenai proses persepsi, yaitu: 1.) Persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyak pertimbangan orang membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepat berdasarkan penampilan fisik dan perhatian sekilas. 2.) Persepsi sosial, adalah sebuah proses yang kompleks, orang mengamati perilaku orang lain dengan teliti hingga di peroleh analisis secara lengkap terhadap pessoa, situação, comportamento dan. As diatas uraicas de Berdasarkan, o maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi suatu proses aktif timbulnya kesadaran dengan segera terhadap suatu obyek yang merupakan faktor interno serta eksternal individu meliputi keberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui pemberian nilai terhadap objek tersebut. Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari, dihilangkan atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi (Bartol amp Bartol, 1994). Persepsi sosial adalah suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba mengetahui dan memahami orang lain. Persepsi social dapat dilihat dari empat aspek. Karnikasi nonverbal atribusi pembentukan kesan sejauh mana ketepatan persepsi social itu B. Pengertian Sikap Sikap dan perilaku seseorang dalam mengambil keputusan terhadap lingkungan hidup merupakan kunci utama dalam usaha meningkatkan kualitas lingkungan (Farhati, 1995). Mengenai pembicaraan penguancic sifat, banyak pendapat dari para ahli Sikap adalah evaluasi umum yang dibujo manuscrito terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isue. (Petty, cocopio, 1986 dalam Azwar S. 2000. 6). Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu estímulo atau objek (Soekidjo Notoatmojo, 1997. 130). Sikap adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi (Heri Purwanto, 1998) Azwar (1995), menggolongkan definisi sikap dalam tiga kerangka pemikiran. Pertama, kerangka pemikiran yang diwakili oleh para ahli psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis Likert e Charles Osgood. Menurut mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorável) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (desfavorável) pada objek tersebut. Kedua, kerangka pemikiran ini diwakili oleh ahli seperti Chefe, Bogardus, LaPierre, Mead dan Gordon Allport. Menurut kelompok pemikiran ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan caracara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila indivíduo dihadapkan pada suatu estímulo yang enghendaki adanya respon. Ketiga, kelompok pemikiran ini adalah kelompok yang berorientasi pada skema triadik (esquema triádico). Menurut pemikiran ini suatu sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek. C. Pengertian Prasangka Definisi klasik prasangka pertama kali diperkenalkan oleh psikolog dari Universitas Harvard, Gordon Allport, yang menulis konsep itu dalam bukunya, The Nature of Prejudice em 1954. Istilah itu berasal dari kata praejudicium, yakni pernyataan atau kesimpulan tentang sesuatu berdasarkan perasaan atau pengalaman Yang dangkal terhadap seseorang atau sekelompok orang tertentu. Lanjut Allport, 8220Prasangka adalah antipati berdasarkan generalisasi yang salah atau generalisasi yang tidak luwes. Antipati itu dapat dirasakan atau dinyatakan. Antipati bisa langsung ditujukan kepada kelompok atau individu dari kelompok tertentu. 8220Kata kunci dari definisi Allport adalah8221antipati8221, yang por Webster8217s Dictionary disebut sebagai 8220perasaan negatif8221. Allport memang sangat menekankan bahwa antipati bukan sekedar antipati pribadi, melainkanantipatikelompok. Johnson (1986) mengatakan, prasangka adalah sikap positif atau negatif berdasarkan keyakinan stereotip kita tentang anggota atau kelompok tertentu. Seperti halnya sikap, prasangka meliputi keyakinan untuk mengambarkan jenis pembedaan terhadap orang lain sesuai dengan peringkat nilai yang kita berikan. Prasangka yang berbasis ras kita sebut rasisme, sedangkan yang berdasarkan etnik kita sebut etnisisme. Menurut Jones (1986), prasangka adalah sikap antipati yang berlandaskan pada cara mengeneralisasi yang salah dan tidak fleksibel. Kesalahan itu mungkin saja diungkapkan secara langsung kepada orang yang menjadi anggota kelompok tertentu. Prasangka merupakan sikap negatif yang diarahkan kepada seseorang atas dasar perbandingan dengan kelompoksendiri. Effendy (1981), sebagaimana dikutip Liliweri (2001), mengemukakan bahwa prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi kegiatan komunikasi, karena orang yang berprasangka belum apa - apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar syakwasangka, tanpa menggunakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang nyata. Karena itu, sekali prasangka itu sudah mencekam, orang tidak akan dapat berpikir objektif, dan segala apa yang dilihatnya selalu akan dinilai secara negatif. Kata Allport, prasangka negatif terhadap etnik merupakan sikap antipati yang dilandasi oleh kekeliruan atau generalisasi yang tidak fleksibel, hanya karena perasaan tertentu dan pengalaman yang salah. Karena itu, menurut Allport, Sejak dulu sampai sekarang, Penguin Prasangka telah mengalamai transformasi. Pada mulanya, prasangka merupakan pernyataan yang hanya didasarkan pada pengalaman dan keputusan yang tak teruji terlebih dulu. Pernyataan itu bergerak pada skala kontinum, seperti sukatidak suka atau mendukung tidak mendukung terhadap sifat-sifat tertentu. Sekarang, penguesa prasangka lebih diarahkan pada pandangan emosional dan negatif terhadap seseorang atau sekelompok orang dibandingkan dengan kelompok sendiri. D. Pengertian Perilaku Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri (Soekidjo, N, 1993. 55) Secara operasional, perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangandariluarsubjektersebut. (Soekidjo, N, 1993: 58) Perilaku diartikan sebagai suatu aksi - Reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. (Notoatmojo, S, 1997: 60) Perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat di pelajari. (Robert Kwik, 1974, sebagaimana dikutip oleh Notoatmojo, S 1997) Perilaku manusia pada hakikatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup. (Sri Kusmiyati dan Desminiarti, 1990: 1) Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya estímulo dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. (Sunaryo, 2004. 3) E. Kaitan Antara Persepsi, Sikap, Prasangka e Prilaku. Persepsi, sikap, prasangka, dan prilaku saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Prasangka adalah sikap yang terbentuk dan berawal dari persepsi. Jadi, prasangka sangat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek. Yang selanjutnya akan mempengaruhi seseorang dalam bersikap dan berprilaku terhadap sesuatu yang ada di lingkungannya.

No comments:

Post a Comment